IPSI Baubau Tanggapi Kritik Soal Wasit O2SN

IPSI Baubau  Ikatan Pencak Silat Indonesia akhirnya angkat bicara menanggapi kritik yang dilayangkan oleh sejumlah pihak terkait keputusan wasit dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kota Baubau. Kritik tersebut mencuat usai beberapa pertandingan silat yang dinilai kontroversial oleh orang tua dan pelatih peserta.

Kritik Muncul Usai Beberapa Keputusan Wasit Dipertanyakan

Sejumlah orang tua atlet dan pelatih mengeluhkan keputusan wasit yang dianggap tidak adil dalam laga final kategori remaja putri pada Jumat lalu. Menurut mereka, poin yang diberikan kepada salah satu peserta tidak mencerminkan realitas pertandingan di lapangan.

“Sangat terlihat siapa yang aktif menyerang dan menguasai pertandingan, tapi justru lawan yang menang angka. Ini sangat mengecewakan,” ujar salah satu pelatih dari sekolah peserta.

IPSI Baubau Klarifikasi dan Minta Semua Pihak Hormati Proses

Menanggapi hal tersebut, Ketua IPSI Kota Baubau, Muhammad Rasyid, memberikan klarifikasi bahwa seluruh wasit yang bertugas dalam O2SN sudah bersertifikat nasional dan dipilih melalui proses seleksi yang ketat.

“Kami memahami kekecewaan para pendukung atlet, tapi perlu ditegaskan bahwa wasit bekerja sesuai regulasi yang berlaku dari PB IPSI. Tidak ada kepentingan apa pun selain menjunjung sportivitas,” jelas Rasyid dalam konferensi pers pada Senin (1/7).

Wasit Tidak Dapat Diganggu Gugat, Tapi Evaluasi Akan Dilakukan

Rasyid menambahkan bahwa keputusan wasit di arena pertandingan bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam olahraga pencak silat. Namun demikian, ia memastikan bahwa IPSI Baubau tetap akan melakukan evaluasi internal atas masukan yang masuk.

“Kami akan evaluasi dari sisi teknis, termasuk komunikasi antar juri dan transparansi poin. Kami terbuka terhadap kritik yang membangun,” tambahnya.

Fokus IPSI: Pembinaan dan Edukasi Atlet Muda

Di luar polemik wasit, IPSI Baubau menegaskan komitmennya untuk terus membina atlet muda di wilayah tersebut. Organisasi ini menyebut O2SN hanyalah salah satu ajang untuk melihat potensi, dan yang terpenting adalah pembinaan jangka panjang.

“O2SN ini bukan akhir segalanya. Kami ingin anak-anak tetap semangat, terlepas dari hasil pertandingan. Yang paling penting adalah mereka terus berkembang dan mencintai pencak silat,” tutup Rasyid.