
Tanggul Depan PLTD Km 9,5 Jebol, Terjadi Banjir dan Kemacetan Parah
Tanggul Depan PLTD di kilometer 9,5 Jebol menyebabkan banjir besar pada Kamis malam (24/4). Akibatnya, lalu lintas lumpuh total dan ratusan warga terdampak. Peristiwa ini terjadi usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak pagi hingga malam hari.
Tanggul Tidak Mampu Menahan Debit Air Tinggi
Menurut penjelasan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), curah hujan ekstrem selama lebih dari delapan jam menyebabkan volume air meningkat drastis. Akibatnya, tanggul yang berada di depan area PLTD tidak mampu menahan tekanan air, lalu jebol sekitar pukul 19.30 WITA.
“Konstruksi tanggul tampaknya sudah tidak memadai untuk menampung debit air sebesar itu. Ini menjadi peringatan serius bagi kita semua,” ujar Kepala BPBD, Andi Firmansyah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tanggul tersebut sudah lama tidak mendapat perawatan struktural. Selain itu, endapan lumpur di saluran air turut memperparah kondisi aliran.
Banjir Melumpuhkan Jalan Raya dan Permukiman
Sesaat setelah tanggul jebol, air langsung membanjiri jalan utama dan beberapa kawasan permukiman warga. Bahkan, ketinggian air di beberapa titik mencapai 70 cm hingga 1 meter. Oleh karena itu, pengendara terpaksa menghentikan kendaraan mereka atau mencari jalan alternatif.
“Kami terjebak hampir dua jam, tidak bisa bergerak sama sekali. Air sudah setinggi lutut,” kata Irma, seorang pengendara yang melintas saat kejadian.
Kemacetan parah terjadi di kedua arah jalan raya. Beberapa kendaraan, terutama sepeda motor, dilaporkan mogok karena air masuk ke mesin. Selain itu, sejumlah warga di sekitar tanggul harus dievakuasi karena rumah mereka ikut terendam.
Petugas Tanggap Darurat Diterjunkan ke Lokasi
Dalam waktu singkat, tim gabungan dari BPBD, Dinas Perhubungan, dan kepolisian langsung diterjunkan ke lokasi kejadian. Mereka mengatur lalu lintas, mengevakuasi warga terdampak, dan mulai menangani genangan air.
Untuk mempercepat penanganan, pemerintah menurunkan satu unit ekskavator dan dua pompa air portable. Selain itu, posko darurat juga dibuka di balai warga untuk menampung pengungsi.
“Kami mengutamakan keselamatan warga dan segera melakukan pengerukan di titik-titik yang tersumbat,” jelas Budi Santosa, Kepala Dinas Pekerjaan Umum.
Pemerintah Akan Evaluasi Sistem Drainase
Menanggapi kejadian tersebut, Wali Kotalangsung menginstruksikan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan struktur tanggul di seluruh wilayah rawan banjir. Ia menyatakan bahwa curah hujan yang semakin tidak menentu harus diantisipasi dengan sistem infrastruktur yang lebih kuat dan adaptif.
“Kita tidak bisa menunggu sampai kejadian seperti ini terulang. Evaluasi total akan segera dilakukan,” tegas Wali Kota dalam konferensi pers dini hari.
Pemerintah daerah juga berjanji akan mempercepat perbaikan tanggul dan menambah saluran air baru di kawasan yang padat permukiman.
Imbauan untuk Warga dan Status Siaga
Sementara itu, BPBD mengimbau masyarakat agar tetap siaga, terutama bagi warga yang tinggal di dekat aliran sungai atau tanggul. Warga juga diingatkan untuk tidak memaksa melintasi jalan yang masih tergenang dan segera menghubungi petugas jika melihat tanda-tanda longsor atau kerusakan struktural.
Hingga saat ini, status siaga banjir masih diberlakukan. Peringatan dini cuaca ekstrem juga terus disebarkan melalui media sosial dan aplikasi penanganan bencana milik pemerintah.